PARA perokok pasti sudah tahu bahaya kebiasaan merokok sudah terpampang
jelas pada kemasan. Meski sudah tahu dampak buruk merokok, toh, para
ahli hisap ini kebanyakan masa bodoh dan menganggap sepele. Apalagi bagi
perokok berat, keinginan menyisipkan sebatang rokok di mulut terasa
lebih kuat ketimbang menghentikan kebiasaan yang berefek buruk bagi
kesehatan itu.
Sebetulnya banyak perokok yang ingin berhenti merokok. Cuma memang,
menghentikan kebiasaan merokok tidak semudah membalik halaman koran.
Banyak yang berhasil, banyak pula yang cuma bertahan tidak merokok hanya
dalam waktu singkat.
Elisna Syahruddin, Dokter dari Divisi Onkologi Toraks Departemen
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Persahabatan, mengatakan, perlu
niat yang kuat untuk menghilangkan kebiasaan merokok ini.
Mulyadi Tedjapranata, Dokter Umum sekaligus Direktur Medizone adalah kentauan yang keluar dari hati nurani Anda," katanya.
Dia pun menyarankan, orang yang ingin berhenti merokok membuat jadwal
kapan berhenti merokok untuk selamanya. "Waktunya bisa beberapa hari ke
depan atau dua minggu lagi," katanya. Nah, menjelang hari berhenti
merokok itu, kurangi jumlah rokok yang dihisap setiap hari.
Dua bahaya utama
Biang keladi seseorang mengalami ketergantungan adalah zat adiktif dalam
rokok bernama nikotin. Selain merangsang pelepasan adrenalin, nikotin
ini juga bisa meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah,
kebutuhan oksigen jantung serta menyebabkan gangguan irama jantung.
"Nikotin juga mengganggu kerja saraf dan otak karena penggumpalan
dinding pembuluh darah," jelas Mulyadi.
Dari sisi medis, rokok membahayakan tubuh melalui dua cara. Pertama,
melalui zat karsinogen atau zat perangsang kanker. Ada 40 zat karsinogen
dalam satu puntung rokok. Sebanyak 80% penderita kanker paru-paru
adalah perokok," kata Elisna.
Kedua, selain zat karsinogen, asap rokok juga menjadi pemicu terjadinya
iritasi di saluran pernapasan. Menurut Elisna, bahaya asap ini sering
dianggap enteng. "Padahal, ini bisa membuat terganggunya keseimbangan
paruparu," katanya.
Elisna mengatakan, tidak ada efek samping dari sisi medis ketika
seseorang berhenti merokok. "Seseorang, boleh langsung berhenti merokok
begitu saja," katanya.
Namun, lantaran sudah kecanduan berat, eks perokok mengalami efek
samping sementara sesaat setelah berhenti merokok, seperti tidak sabar,
gelisah, nafsu makan bertambah, dan mudah tersinggung. Ini terutama
terjadi pada perokok yang menempuh cara Cold Turkey atau langsung
berhenti.
Untuk memperkuat keinginan berhenti merokok, mintalah dukungan keluarga,
istri, bahkan anak dan teman-teman sekantor. Jika diperlukan, ikutlah
sesi konseling bersama komunitas orang-orang yang juga ingin berhenti
merokok. Konseling ini bisa ditemani oleh dokter, psikolog, perawat,
konselor yang dipercaya.
Selain itu, carilah informasi sebanyak mungkin mengenai rokok, penyakit
yang ditimbulkannya, serta cara mengatasi ketergantungan merokok.
"Bantulah diri Anda dengan informasi yang meyakinkan Anda untuk menjauh
dari rokok setelah berhenti merokok," kata Mulyadi. (Sanny Cicilia
Simbolon, Sofyan Nur Hidayat)
Sumber : http://health.kompas.com/read/2010/0...t.Selama.Hayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar